Rabu, 21 Desember 2011

MEMPERBANDINGKAN AGAMA


Mungkin terkadang muncul pertanyaan liar di benak kaum muslimin atau bahakan mungkin juga dari kalangan orang-orang di luar Islam tentang mengapa manusia harus beragama Islam? Apa sih kehebatan dan keistimewaan Islam itu dibandingkan dengan agama-agama yang lain? Pertanyaan-pertanyaan semacam ini bila tidak dicarikan jawabannya terkadang bisa menjadikan was-was yang akhirnya dapat mengurangi keyakinan (iman) kita kepada agama ini. Maka kita perlu membekali diri dengan ilmu yang berkaitan dengan masalah tersebut agar kita mampu menepis berbagai perasaan was-was tersebut.

Keistimewaan Islam
Diantara keistimewaan Islam ialah seperti yang Allah Ta`ala beritakan di dalam ayat terakhir yang turun kepada RasulullahShalallahu `Alayhi Wasallam yakni surat Al Ma`idah (3): “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai islam itu jadi agama bagimu”. Ini berarti bahwa Allah telah menyempurnakan nikmatnya atas hambaNya bersamaan ketika Allah menyempurnakan agama Islam ini dengan turunnya ayat 3 di surat Al Ma`idah tersebut. Ayat ini turun pada momen yang sangat istimewa. Dimana ayat ini turun pada tanggal 9 dzulhijjah, ketika Rasulullah Shalallahu `Alayhi Wasallam masih wukuf di Arafah pada hajjul akbar dan bertepatan pula pada hari jum`at pada waktu ba`dal `ashr, tahun 10 hijriyah, yakni empat bulan sebelum Rasulullah Shalallahu `Alayhi Wasallam wafat. Ini artinya ayat ini turun pada 2 hari raya kaum muslimin sekaligus yang bertemu pada satu hari yakni 9 dzulhijjah (`Iedul Adha) dan hari jum`at (hari raya pada tiap pekannya). Dan istimewanya lagi, waktu turunnya ayat ini juga pas pada ba`dal ashr yakni puncak dari amalan wukuf di `ArafahDan Juga pada hari `arafah itu pada waktu ba`dal `ashr itu adalah waktu dimana Allah Ta`ala turun ke langit dunia di atas arafah, Rasulullah Shalallahu `Alayhi Wasallam bersabda: “Pada hari `arafah sesungguhnya Allah turun ke langit dunia (langit yang terdekat denagn bumi), lalu membangga-banggakan mereka (para jama`ah haji) di hadapan para malaikat, maka Allah berfirman “perhatikanlah hamba-hamba-Ku, mereka datang kepada-Ku dalam keadaan kusut berdeu dan tersengat terinya matahari, datang dari segala penjuru yang jauh, Aku bersaksi kepada kalian (para malaikat) bahwa Aku telah mengampuni mereka.” (H.S.R. Ibnu Khuzaimah dan yang lainnya)Dan juga waktu tersebut adalah waktu puncaknya dikabulkannya do`a yakni pada saat ba`dal `ashr itu, Rasulullah Shalallahu `Alayhi Wasallam bersabda: “Sebaik-baik do`a adalah do`a pada hari `Arafah” (H.R.Tirmidzi, dihasankan oleh Asy Syaikh Al Albani Rahimahullah). Kemudian saat ba`dal `ashar itu juga merupakan puncak waktu yang paling istimewa di hari jum`at, dimana doa-doa dikabulkan oleh Allah Taala pada waktu itu. Pada saat yang amat sangat istimewa itulah ayat yang memberitakan tentang kesempurnaan nikmat ini diturunkan. Saking agungnya ayat ini, sampai-sampai membuat iri orang-orang Yahudi dengan ayat ini. Diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari dan Muslim bahwa telah datang seorang laki-laki Yahudi kepada umar Bin Al Khaththab dan berkata: “Sekiranya turun kepada kami satu ayat dalam Kitab kalian yang selalu kalian baca, maka akan kami jadikan hari turunnya ayat tersebut sebagai `ied (hari raya) kami. Umar berkata: ayat yang mana? si Yahudi lalu membacakan ayat tersebut (Al Ma`idah ayat 3): “ Al Yaum akmaltu lakum…. Sungguh Nabi Shalallahu `Alayhi Wasallam telah mengabarkan kesempurnaan Dienul Islam”. Saking kagumnya orang-orang kafir kepada ayat ini sehingga mereka berangan-angan seandainya ayat yang serupa turun di agama mereka maka mereka akan menjadikan hari turunnya ayat tersebut sebagai hari raya mereka. Maka sebagai muslim kita patut bersyukur karena Allah telah menyempurnakan nikmatNya kepada kita dengan disempurnakannya agama Islam ini, dan juga kita di berikan hidayah dan taufiq oleh Allah sehingga kita memeluk agama Islam ini.
Juga keistimewaan Islam selanjutnya, dimana Islam ini merupakan agama yang namanya Allah sendiri yang menamainya. Di dalam hal ini Allah berfirman di dalam surat Ali `imran ayat 19: Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalahISLAM….” dan juga Surat Ali `imran ayat 85: “Barangsiapa mencari agama selain agama ISLAM, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”. Dan dari nama ini juga kemudian Allah ambilkan daripadanya untuk menjadi nama orang-orang yang beriman kepada agama ini. Allah berfirman di dalam surat Al Hajj ayat 78: “Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian sebagai orang-orang MUSLIM dari dahulu”. Kemudian juga Allah sendiri yang menurunkan kitabNya yakni Al Qur`an kepada kaum muslimin dan Allah sendiri yang memeliharanya dan menjamin keasliannya, Allah Ta`ala berfirman di dalam surat Al Hijr ayat 9: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”. Adapun kitab-kitab Allah yang selain Al Qur`an yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelum Nabi Munammad shalallahu `alayhi wasalam seperti Taurat, injil dan sebagainya tidak pernah ada jaminan Allah untuk terpeliharanya keasliannya. Oleh sebab itu kitab-kitab tersebut saat ini telah diangkat oleh Allah, sehingga yang tersisa sekarang adalah kitab-kitab yang muharraf (yang telah diubah-ubah isinya olah tangan manusia) yang sudah sangat diragukan keasliannya. Dan Allah Ta`ala memelihara Al Qur`an bukan seperti manusia memelihara benda bersejarah, yang hanya disimpan atau dipajang di etalase, akan tetapi Allah memeliharanya antara lain dengan beredarnya Al Qur`an ini melalui hafalan orang-orang yang menghafalnya, sehingga bila ada perubahan satu huruf saja langsung bisa diketahui oleh kaum muslimin. Dan masih dalam rangka menjamin keotentikan Islam, Allah mengkaruniai pada agama Islam ini satu ilmu yang tidak pernah diberikan kepada agama yang lain yakni ILMU SANAD. Berkaitan dengan ilmu sanad ini, kalau kita mengamati sejarah agama yahudi , nashara dan yang lainnya, maka kita dapati tidak ada sumber sejarah / metodologi yang mampu menerangkan dan menjamin nashraniyah yang asli yang dibawa oleh Nabi Isa ` Alayhissalam atau yahudisme yang asli yang dibawa oleh Nabi Musa `Alayhissalam. Karena memang mereka tidak memiliki kepastian sejarah tentang masa lalu agama mereka. Sehingga seandainya mereka diminta untuk membuktikan keotentikan ajaran agama mereka niscaya mereka tidak akan mampu membuktikannya. Hal ini disamping kerena memang Allah tidak menjamin keaslian kitab suci yang ada pada mereka sebagaimana Allah menjamin keaslian Al Qur`an, juga disebabkan mereka tidak mempunyai sumber sejarah / metodologi yang dapat membuktikan keotentikan agama mereka tersebut. Adapun kepada umat Islam, Allah menganugerahkan kepastian sejarah masa lalu agama Islam. Karena ada suatu ilmu yang Allah berikan kepada kaum muslimin namun tidak diberikan kepada umat lain yakni ilmu sanad. Ilmu sanad adalah suatu ilmu yang mengulas tuntas urut-urutan narasumber suatu riwayat tentang sejarah Islam. Lingkup ilmu sanad ini mulai dari Assunnah (hadits, perbuatan dan taqrir/diamnya Nabi Shalallhu `Alalyhi wasallam), atsar (perbuatan dan perkataan) para shahabat, tabi`in, tabi`it taabi`in, sampai bahkan juga meliputi keterangan para ulama yang sesudah mereka hingga sekarang, semuanya dikupas dengan ilmu sanad ini. Para narasumber (rawi) suatu riwayat atau berita itu ditelaah dengan ilmu sanad ini tentang biografinya masing-masing secara pasti dan ilmiyah. Bahkan ditelaah juga tentang kapan lahir kapan mati, siapa gurunya siapa muridnya, belajar agamanya dimana, bagaimana akhlaqnya dan sebagainya, sehingga produk dari ilmu sanad ini ialah dapat memisahkan antara hadits atau riwayat yang shahih (benar) dengan dhaif (lemah), sehingga dengan ini dapat memberikan kepastian ilmyah kepada umat Islam tentang islam yang bagaimana yang benar-benar telah diajarkan Rasulullah shalallahu `alayhi wasalam dan ajaran mana yang sebenarnya tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah shalallahu `alayhi wasalam namun dikesankan seolah-olah diajarkan Rasulullah shalallahu `alayhi wasalam. Ilmu sanad ini bukan saja menjadi rujukan penelitian dalam bidang sampainya Al Qur`an dan Assunnah kepada kita, bakan juga menjadi rujukan penelitian tentang sampainya riwayat-riwayat para shahabat Nabi dalam menafsirkan Al Qur`an dan Assunnah. Semua itu sampai kepada kita dalam kitab-kitab hadits lengakap dengan sanadnya, lengkap pula dengan penelitian tentang biografi masing-masing rawi (periwayat) yang meriwayatkan berbagai keterangan-keterangan tersebut. Sehingga yang sampai kepada kita ialah Al Qur`an, Assunnah plus penafsiran para shaabat Nabi shalallahu `alayhi wasalam terhadap Al Qur`an dan Assunnah tersebut (berhubung dalam hal ini Rasulullah shalallahu `alayhi wasalam membimbing kita untuk merujukkan penafsiran terhadap Al Qur`an dan Assunnah kepada pemahaman para shabat Nabi shalallahu `alayhi wasalam wa radhiallahu `Anhum). Segala kepastian ini akan kita dapati hanya dengan ilmu sanad ini. Dan dengan ilmu ini kita bisa memperdebatkan secara ilmiyah di panggung ilmiyah tentang keaslian Islam itu sendiri sehingga tidak ada kesulitan apapun bagi kita untuk merujuk kepada islam yang asli sebagaimana yang memang dan pernah diajarkan langsung oleh Rasulullah shalallahu `alayhi wasallam. Bahkan dengan ilmu ini bila kita menoleh kepada agama-agama selain Islam, maka niscaya kita akan mengerti betapa rapuhnya pondasi dan bangunan keagamaan mereka, karena memang mereka tidak pernah dan tidak akan mampu untuk mengetahui dan membuktikan keaslian ajaran agama yang mereka anut, dan mereka memang dibiasakan beragama dengan hanya mengikuti doktrin-doktrin semata, dimana yang memberi doktrinpun bila dipaksa untuk membuktikan keaslian doktrin mereka itu niscaya mereka tidak akan pernah mampu membuktikannya.
Bahkan untuk menunjukkan kekokohan Al Qur`an dan agama Islam ini, Allah juga menyatakan di dalam Al Qur`an itu apa yang tidak pernah dinyatakan pada kitab-kitab suci sebelumnya, yakni berupa tantangan bagi orang-orang yang masih meragukan Al Qur`an. Yang tantangan itu berlaku terus sampai hari kiamat. Tantangan tersebut Allah Ta`ala proklamirkan di dalam surat Al Baqarah ayat 23 & 24: ” Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) – dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya),takutlah kamu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.” Di dalam ayat ini Allah menantang bagi siapa saja yang masih ragu terhadap Al Qur`an ini, untuk orang tersebut membuat Al Qur`an tandingan, tidak usah banyak-banyak, cukup satu surat saja kalau memang mampu. Tapi ingat, kegagalan menjawab tantangan ini bukanlah kegagalan tanpa resiko, namun ia adalah kegagalan yang akan membinasakan dan kehancuran total yakni berhadapan dengan api neraka. Dan Wallahi tidak akan ada yang mampu untuk menjawab tantangan ini sampai kiamat nanti, karena memang Allah tegaskan dalam ayat tersebut bahwa “tidak akan ada yang mampu” untuk menjawab tanjangan ini. Sempat beberapa orang telah mencoba menjawab tantangan ini, mereka antara lain semacam Musailamah Al Kadzdzab, Mirza Ghulam Ahmad dan yang lainnya dimana mereka mencoba menjawab tantangan ini dengan membuat surat-surat tandingan / palsu semisal Al Qur`an, namun tentunya mereka gagal dan akhirnya justru mereka semua jatuh ke dalam kekafiran lantaran mencoba menjawab tantangan ini, hingga akhirnya merekapun binasa dalam keadaan yang terhina. Dan memang semua pihak yang mencoba menjawab tantangan ini pasti akan mengalami kehancuran dan kebinasaan total sebagaimana yang dialami dua pendahulu mereka tersebut. Kemudian dengan segala keistimewaan yang ada pada Islam ini, maka Allah pun menegaskan tentang derajat agama Islam dibandingkan agama-agama lainnya, yakni bahwa Allah sendiri yang akan memenangkan agama Islam ini di atas seluruh agama-agama yang lainnya, Allah berfirman di dalam surat At Taubah ayat 33: Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar (Islam) untukDIMENANGKANNYA atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.
Ini semua menunjukkan betapa besar dan kokohnya agama Islam ini. Mulai dari pemberian namanya yang langsung diberikan Oleh Allah Ta`ala sang pemilik agama ini, sampai kepada pembuktian keotentikan agama Islam dan tantangan Allah di dalam Al Qur`an ini menunjukkan betapa meyakinkannya agama Islam ini. Sehingga benar-benar tidak menyisakan setitikpun keraguan di dalamnya. Maka tentu tidak ada alasan bagi siapapun untuk bimbang terhadap kekokohan Islam ini, terkecuali memang jika ia adalah orang yang kurang sehat akalnya sehingga tidak mampu memahami bukti-bukti kekokohan Islam tersebut ,yang sesungguhnya sudah sangat terang dan gamblang ini. Wallahu A`lamu bish shawab
Sir bram Novaldi Sariputra
Alumni Universitas Islam Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar